Kesepian sama bahayanya dengan diabetes

Kesepian sama bahayanya dengan diabetes

Kesepian sama bahayanya dengan diabetes Semua orang ingin hidup yang sehat. Biasanya mereka menjalani hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi, berolahraga, dan istirahat yang teratur. Namun, ternyata itu semua belum cukup jika masih merasa kesepian.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa luasnya pergaulan mempengaruhi kesehatan, sama faedahnya dengan gerak badan.

Kesepian sama bahayanya dengan diabetes

Kesepian sama bahayanya dengan diabetes
Kesepian sama bahayanya dengan diabetes


Para peneliti dari University of North Carolina di Chapel Hill mengatakan bahwa jumlah dan kualitas hubungan sosial seseorang dengan orang-orang lainnya mempengaruhi tingkat kegemukan, tekanan darah pada suatu masa dalam kehidupan seseorang.

Penelitian itu memberikan contoh orang dewasa yang secara sosial terisolasi ternyata menghadapi risiko peradangan yang sama dengan orang yang tidak melakukan gerak badan.

Contoh lainnya adalah orang yang lanjut usia berisiko mengalami tekanan darah tinggi akibat isolasi sosial daripada akibat diabetes. Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa terpisah dari kehidupan sosial ternyata meningkatkan risiko kegemukan pada bagian perut dan peradangan pada orang saat mereka menginjak paruh dewasa.

Selain itu, terpisah secara sosial juga akan meningkatkan risiko yang lebih besar mengalami kegemukan badan pada orang yang lebih tua umurnya.

Beragam penelitian telah menunjukkan bahwa kesepian pada masa tua mempengaruhi umur. Ada pula penelitian yang menyebutkan bahwa kehidupan sosial yang kuat akan membuat hidup lebih sehat.

"Namun sayangnya kami belum begitu memahami bagaimana sebenarnya cara kerja hubungan sosial ini dalam mempengaruhi kesehatan seseorang," ujar Yang Claire Yang, seorang profesor dari UNC, 

Untuk melakukan penelitian ini para ilmuwan menggunakan empat survey bersama-sama yang diikuti oleh lebih dari 14 ribu peserta dari berbagai umur untuk mengumpulkan data-data kehidupan sosial dan kesehatan fisik mereka.

Data jumlah dan ragam hubungan sosial yang dikumpulkan antara lain adalah jumlah teman, status perkawinan, afiliasi religi, dan keterlibatan mereka dalam masyarakat. Sementara itu kualitas ikatan sosial diukur lewat pertanyaan apakah sahabat dan kerabat mereka memberikan perhatian, dukungan, kasih sayang atau justru menyebalkan.

Kemudian para peneliti menelisik apakah kualitas dan kuantitas hubungan sosial itu berhubungan dengan empat marka kesehatan, yaitu tekanan darah, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan mengukur protein yang menyebabkan peradangan.

"Marka ini, secara bersama-sama, merupakan penanda yang bagus untuk menunjukkan ada tidaknya dampak stres secara psikologi," ujar Kathleen Mullan Harris, seorang profesor dari UNC, seperti dikutip dari Independent.

"Ada teori yang mengatakan bahwa hubungan sosial bisa meredam dampak stres atau bisa membantu mengatasi stres," ujarnya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mempunyai jaringan sosial yang besar ternyata lebih penting daripada mempunyai hubungan sosial berkualitas tinggi pada orang ketika menginjak masa dewasa dan masa tua. Namun pada orang paruh baya sekitar pertengahan 30-an sampai 50-an tahun, kualitas hubungan sosial lebih penting.

Para peneliti awalnya terkejut dengan hasil studi ini. Namun mereka kemudian menyadari bahwa pada umur itu orang mungkin sudah mempunyai anak dan mereka secara alamiah telah terlibat dalam domain sosial.

Temuan dalam penelitian ini menggarisbawahi pentingnya ikatan sosial dalam meningkatkan kesehatan fisik seseorang, dari masa remaja sampai umur 90-an dan seterusnya.

Penelitian ini sekaligus juga menunjukkan bahwa memang kesepian berbahaya bagi kesehatan, kurang lebih sama dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa kesepian bisa memicu kematian mendadak. 

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter
Posted by Unknown, Published at 16.38
Copyright © 2013 Tips kesehatan terbaru | ARIS MIRANTO